Jumat, 24 Desember 2010

MESRA DAN MANJA DALAM PANGGILAN

Assalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuh,

Panggilan manja mempunyai daya penarik yang kuat untuk melunakkan hati perempuan. Apabila mereka marah, kepanasan api marah bisa disejukkan dengan air panggilan manja.

Dari sudut psikologi, panggilan manja tidak boleh digunakan sehari-hari. Dikhawatirkan "auranya" menjadi biasa. Apabila ia menjadi biasa, sudah pasti ia menjadi tidak berharga.

Orang yang mendapat kereta baru, dia akan menjaga kereta baru itu dengan sebaik-baiknya. Malam sukar untuk tidur, karena pemikirannya terikat dengan kereta baru. Namun begitu, apabila kereta baru itu sudah sampai kepada umur yang lanjut, perasaan "sukar tidur" malam itu sudah tiada lagi. Semuanya karena, kereta itu menjadi penglihatan matanya sehari-hari.

Begitu juga, orang yang baru pandai memandu, pantang nampak kunci kereta, terus saja mau memandu. Tetapi, apabila sudah hari-hari memandu, masakan kunci kereta, melihat kereta pun kadang-kadang tidak melahirkan perasaan gejolak mau memandu lagi.

Persoalannya, mengapa perasaan itu terjadi?

Tentunya karena "aura" sudah kehabisan nilai. Bagaimana "aura" itu boleh kehabisan nilai?

Puncanya apabila itu sudah menjadi bahan harian.

Keadaan yang sama juga ketika berinteraksi dengan istri. Kebiasaan Nabi SAW memanggil istri dengan panggilan biasa. Tetapi, dalam keadaan tertentu, Nabi SAW menjadikan panggilan manja sebagai senjata tajam dalam melahirkan kemesraan.

Diceritakan dalam hadits, bahwa Aisyah ada berkata;

إن أول سورة تعلمتها من القرآن طه ، فكنت إذا قلت : طه ما أنزلنا عليك القرآن لتشقى قال صلى الله عليه وسلم : « لا
شقيت يا عائش »

Maksudnya;
"Sesungguhnya surat yang mula-mula sekali aku pelajari daripada Al-Quran adalah surat Taha. Jika aku membaca "Taha.. tidaklah kami turunkan Al-Quran itu untuk kamu menjadi celaka" bersabda Nabi SAW : kamu tidak akan jadi celaka wahai 'Aisy[1]"

Hadits ini dapat dilihat, tindakan Nabi SAW memanggil dengan panggilan manja itu bukanlah merupakan panggilan selalu, tetapi dalam masa-masa tertentu saja. Tindakan Nabi melakukan sedemikian, agar aura panggilan manja itu tidak kehabisan nilai.

Demikian dulu, untuk kelanjutannya, silakan ikuti yang berikutnya,

Wassalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar