Sabtu, 13 November 2010

KISAH KASIH SAYANG NABI SAW DALAM KELUARGA: SERI 10

BEREBUT-REBUT DENGAN ISTRI KETIKA BERWUDU’

Assalaamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuh,

Pada pandangan umum menyatakan bahwa bermesraan dengan istri hanya berlaku di atas ranjang tidur, sedangkan bermesraan dengan istri itu tidak semestinya di ranjang saja, bahkan di mana-mana pun boleh bermesraan dengan istri.
Bermesraan merupakan cara untuk melahirkan perasaan kasih dan sayang antara dua suami dan istri. Bagi melahirkan perasaan itu, Islam membenarkan ianya berlaku, walaupun dikala mau melakukan ibadat.
Ini dapat dilihat dengan hadis Ummu Subayyah Al-Juhaniyyah atau nama sebenarnya Khaulah binti Qais yang merupakan salah seorang Istri Nabi SAW[1] pernah berkata;

اخْتَلَفَتْ يَدِي وَيَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْوُضُوءِ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ

Maksudnya;
”tanganku dan tangan Rasulullah SAW sering berselisih ketika berwudlu’ daripada satu bekas[2]”

Yang dimaksudkan dengan tangan Ummu Subaiyyah dan tangan Nabi SAW berselisih adalah, kadangkala Ummu Subaiyyah menaguk air dengan kedua tangannya dari bekas tersebut, lalu diikuti oleh Nabi SAW, dan kadangkala Nabi SAW meneguk air dengan kedua belah tangan Baginda, lalu diikuti oleh Ummu Subayyah[3].

Ada ulama lain menyatakan, perselisihan tangan yang berlaku ketika berwudlu antara Rasulullah SAW dengan Ummu Sabiyyah itu sehingga mereka berebut-rebut sehingga Ummu Sabiyyah tidak mendapat air untuk berwudlu’, lalu meminta Rasulullah SAW agar air itu disimpan sedikit untuknya.

Memahami dari ulasan-ulasan ulama-ulama hadis ini, amat jelas kepada kita bahwa Baginda SAW tidak sekadar menjadikan masa di ranjang saja tempat untuk bermesraan dengan istri, bahkan kadangkala Baginda SAW juga mengambil kesempatan dalam beberapa keadaan ibadat, yaitu berwudu’ untuk bergurau dan bermesraan dengan istri.

Kepada kaum lelaki yang mau melahirkan kehidupan rumah tangga yang meriah dan gembira, selayaknya menjadikan hadis ini sebagai panduan. Bergurau dengan istri dikala berwudu’ ini, tidak semestinya dilakukan selalu, tetapi dalam sebulan sekali, dalam masa dua minggu sekali dan sebagainya.
Jika ini dapat dilakukan oleh para suami, pasti istri akan merasa bahagia hidup bersama suaminya itu. ini karena, suaminya sering mewujudkan suasana sendau gurau yang melahirkan kemesraan hidup antara suami istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar