Sabtu, 13 November 2010

KISAH CINTA NABI SAW : SERI 11 MINTA PANDANGAN ISTRI KETIKA BERPAKAIAN

Assalaamu ‘alaikm warohmatullohi wa barokaatuh,

Sebagai seorang Nabi yang menjabat jabatan pemimpin sebuah negara, berpakaian rapih merupakan satu kepentingan. Ini karena, semua tindak tanduk Nabi SAW pasti akan ditiru.
Berpakaian seragam bukan bermakna berpakaian yang berharga mahal, tetapi cukup berpakaian yang bersih dan pakaian itu sesuai dengan pemakainya. Kesesuaian pada sudut ukuran, warna pakaian dengan warna kulit dan sebagainya.

Bahkan, jika diperhatikan kepada hadis-hadis Nabi, kita akan dapati berpakaian rapih ini merupakan satu tuntutan, bahkan ianya disukai oleh Allah SWT.

Sabda Nabi SAW;

والله جميل يحب الجمال

Maksudnya;
”Allah adalah tuhan yang maha indah, amat suka kepada keindahan[1]”

Rapih sebahagian dari keindahan dan kecantikan. Oleh karena itulah, ia merupakan kesukaan bagi Allah SWT terhadap hambanya.

Dalam hal itu pula, kita akan dapati, Baginda SAW adalah manusia yang selalu rapih mana kala di rumah, maupun di luar rumah. Baginda SAW rapih dirumah sebagai melahirkan kecintaan para istri melihat baginda, bahkan diluar nabi juga rapih untuk melahirkan penghormatan umat terhadap baginda SAW, juteru mereka juga akan meniru untuk menjadi rapih.

Didapati, baginda SAW dikala mau keluar rumah, Nabi SAW akan mengenakan pakaian rapih, lalu untuk memastikan kerapihan baginda itu bersesuaian dengan pakaian yang dikenakan, Baginda SAW akan bertanya terlebih dahulu kepada istrinya.

Hal ini dirujuk kepada hadis yang diriwayatkan daripada Hamid bin Hilal berkata ;

لبس رسول الله صلى الله عليه وسلم بردة سوداء فقال يا عائشة كيف ترين قالت فقلت : ما أحسنها عليك شيب بياضك بسوادها وشيب سوادها ببياضك ، فخرج فيها فعرق فوجد منها ريحا فرجع فنزعها

Maksudnya;
“Rasulullah SAW memakai pakaian serba hitam, lalu bertanya kepada Aisyah; “apa pandangan kamu Wahai Aisyah?” berkata; “alangkah rapihnya kamu apabila kulit putih kamu dengan hitam pakaian itu, dan hitamnya dengan putih kamu. Nabi SAW pun keluar dan didapati beginda berpeluh, maka semerbak lah bau wangi. Lalu baginda pulang dan memecat pakaiannya tadi[2]”

Hadis ini membuktikan kepada kita bahwa, Nabi SAW sering bertanya kepada istrinya tentang pakaian yang dikenakan baginda, apakah ianya bersesuaian atau tidak.

Tindakan bertanya pandangan istri tentang pakaian yang hendak dipakai ini, merupakan salah satu cara untuk melahirkan perasaan dihargai dalam diri istri. Istri pasti akan berbangga apabila dihargai sebegitu, lebih-lebih lagi jika suami mereka adalah manusia yang menjadi model untuk manusia tiru. Sudah pasti istri itu akan berfikir, orang meniru suaminya, pada hakikatnya meniru hasil dari pendapat dan pandangan yang dikemukakan terhadap suaminya.

Menelaah kepada hadis ini, selayaknya para suami menjadikan ianya sebagai teladan. Tidak perlu malu untuk bertanya pandangan istri tentang pakaian yang dipakai. Di samping itu juga, para istri hendaklah bersedia memberikan pendapat yang bernas dan jujur dalam menentukan bentuk pakaian yang mau di pakai oleh suami.

Jika ini boleh di amalkan, sudah pasti kemesraan dan kebahagiaan dalam rumah tangga akan berhasil, lebih-lebih lagi dalam usaha mencapai ridho Allah SWT dalam mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga.

Wassalaamu ’alaikum warohmatullohi wa barokaatuh,

[1] Al-Mustadrak ‘Ala Sahihain : 68.
[2] Musnad Ishaq bin Rahawiyyah : 1530.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar